Pagi hari tanggal 5 November, beberapa jam sebelum saya dihadapkan pada kesadaran yang menyakitkan bahwa dunia akan menjadi semakin sulit secara eksponensial bagi saya dan orang-orang yang saya cintai, saya menerima email dari Kunal Lunawat, CEO dan salah satu pendiri Wildr, sebuah aplikasi yang dia digambarkan kepada saya sebagai platform media sosial yang “bebas troll, hanya teks”. “Mengingat pentingnya sejarah saat ini, saya harus menghubunginya,” tulisnya, dan saya langsung ingin menyebutnya sebagai omong kosong.
Saya sering menerima email seperti ini dari para pendiri startup. Ini adalah aplikasi yang menyelesaikan segalanyaaku dijanjikan. Mereka melontarkan kata-kata seperti “pengubah permainan”. Mereka mencirikan apa yang telah mereka bangun sebagai “titik balik”. Jarang ada jaminan yang menghasilkan uang—70 persen startup gagal antara tahun kedua dan kelima—dan urgensinya sepertinya hanya menutupi apa yang sebenarnya terjadi, apa yang mungkin tidak dapat dilihat oleh para calon Zuckerberg ini: Ide mereka tidak begitu inovatif, tidak. tidak peduli seberapa banyak mereka mendandaninya dengan klise mekanis.
Para teknisi telah mencoba membuat platform media sosial yang “lebih sehat” selama beberapa dekade, baik dengan menghilangkan anonimitas, menyembunyikan suka, menyingkirkan bot, bahkan membuat jaringan. hanya bot. Dalam kasus Wildr, ini adalah AI (tentu saja): Aplikasi ini menjanjikan “kembali ke dasar” dengan memanfaatkan format hanya teks yang, seperti yang saya pahami, akan menggabungkan bagian terbaik dari Reddit, Medium, dan Twitter awal. Komunikasi terbuka. Dialog yang kuat. Nol troll. Dan semuanya dipantau oleh AI yang “mendorong” pengguna untuk memposting konten “tanpa hambatan”. Ini adalah tugas yang besar, mungkin mustahil—dan saya ingin mendengarnya lebih lanjut.
Ketika hasil pemilu menjadi jelas, semakin sulit untuk menerima impian utopis Lunawat. Amerika mabuk karena Trump. Pedagang dan Kebenaran Pembantu sosial ingin mendapatkan deportasi massal dan air bebas fluoride. Para troll telah menang.
Tapi kemudian aku menahan diri. Dihadapkan pada kenyataan tentang apa yang akan terjadi lagi dalam empat tahun ke depan, dan mungkin ingin melindungi diri dari histeria yang tak berkesudahan, saya membalas emailnya.
Pertanyaan besar saya untuk Lunawat—dan mungkin pertanyaan Anda juga—adalah apa sebenarnya yang dimaksud dengan platform bebas troll. Media sosial menurut definisinya dimaksudkan untuk memupuk hubungan, namun lebih dari itu, harapan cemerlang, bahkan saat ini, adalah apa yang terbuka tentang hubungan: peta jalan untuk belajar dan menantang satu sama lain. Tantangan-tantangan tersebut mempertajam pemahaman kita tentang dunia, dan bahkan dapat mengubah pikiran kita—dan itu merupakan hal yang baik. Lalu, di manakah batas antara trolling dan sekadar menolak pendapat seseorang?