Tahun depan akan menjadi final Big Tech. Kritik terhadap perusahaan teknologi besar kini menjadi hal yang masuk akal, disuarakan oleh spektrum beraneka ragam yang menyatukan partai-partai politik yang berlawanan, pakar arus utama, dan bahkan raksasa teknologi seperti perusahaan besar VC Y Combinator, yang bernyanyi selaras dengan raksasa seperti a16z dalam menyatakan kesetiaan kepada “perusahaan kecil” tech” melawan kekuasaan terpusat dari petahana.
Mengapa terjatuh dari kasih karunia? Salah satu alasannya adalah konsekuensi tambahan dari model bisnis Big Tech saat ini terlalu jelas untuk diabaikan. Daftarnya sudah ketinggalan jaman saat ini: sentralisasi, pengawasan, pengendalian informasi. Hal ini terus berlanjut, dan hal ini tidak bersifat hipotetis. Memusatkan kekuatan sebesar itu pada beberapa tangan tidak akan menghasilkan hal-hal yang baik. Tidak, hal ini menyebabkan hal-hal seperti penghentian CrowdStrike pada pertengahan tahun 2024, ketika tindakan Microsoft yang mengambil jalan pintas menyebabkan infrastruktur penting—mulai dari rumah sakit, bank, hingga sistem lalu lintas—gagal secara global untuk jangka waktu yang lama.
Alasan lain mengapa Big Tech akan goyah pada tahun 2025 adalah karena pasar AI yang sedang berkembang pesat, yang menjadi tempat Big Tech bertaruh besar, mulai melemah. Uang besar, seperti Goldman Sachs dan Sequoia Capital, khawatir. Baru-baru ini mereka menyampaikan kekhawatiran mereka mengenai kesenjangan antara miliaran dana yang diperlukan untuk menciptakan dan menggunakan AI skala besar, serta lemahnya kesesuaian pasar dan rendahnya keuntungan yang diperoleh dari karet yang memenuhi model bisnis AI.
Hal ini tidak membantu jika masyarakat dan regulator menyadari ketergantungan AI pada, dan pembuatan, data sensitif pada saat kebutuhan akan privasi semakin tinggi—seperti yang dibuktikan, misalnya, oleh pertumbuhan pengguna Signal yang terus-menerus. Sebaliknya, AI umumnya mengikis privasi. Kita melihat hal ini pada bulan Juni ketika Microsoft mengumumkan Recall, sebuah produk yang, lucunya, akan mengambil screenshot semua yang Anda lakukan di perangkat Anda sehingga sistem AI dapat memberi Anda “memori sempurna” tentang apa yang Anda lakukan di komputer Anda (Doomscrolling? Porn -menonton?). Sistem memerlukan pengambilan gambar-gambar sensitif tersebut—yang tidak akan ada jika tidak demikian—agar dapat berfungsi.
Untungnya, faktor-faktor ini tidak hanya melemahkan dominasi perusahaan teknologi besar. Mereka juga memperkuat visi yang berani mengenai alternatif yang tidak lagi mengutak-atik paradigma monopoli teknologi, dan berupaya merancang dan membangun teknologi yang benar-benar demokratis, independen, terbuka, dan transparan. Membayangkan!
Misalnya, inisiatif di Eropa sedang menjajaki infrastruktur teknologi inti yang independen, melalui pertemuan para pengembang sumber terbuka, pakar tata kelola, dan pakar ekonomi politik industri teknologi.